Burkholderia gladioli atau
lebih dikenal dengan nama lama Pseudomonas cocovenenans merupakan salah
satu bakteri yang dapat menyebabkan kematian pada manusia, seperti kasus yang telah terjadi pada tahun 1998 terdapat 34
orang di banyuwangi, Jawa Tengah yang tewas akibat keracunan makanan yang
diakibatkan oleh bakteri ini. menjadi
cerita kelam yang terus terkenang. Sejak peristiwa itu, banyak papan larangan
memproduksi, mengonsumsi, dan menjual tempe bongkrek terpasang di berbagai
pasar. (Suara Merdeka)
Berdasarkan penelitian filogenetik Pseudomonas cocovenenans lebih pantas masuk ke
dalam kelas Burkholderia. Oleh karenanya penamaan Pseudomonas
cocovenenans digantikan menjadi Burkholderia gladioli (Zopf 1885). Bakteri
ini menyukai medium yang memiliki banyak asam lemak, oleh karenanya bakteri ini
biasa ditemukan pada ampas kelapa ataupun bungkil kelapa yang merupakan salah
satu bahan dasar membuat tempe bongkrek.
Tempe
bongkrek yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat
jawa ini sebenarnya sangat berbaya dikarenakan pada bahan dasar yang digunakan
yaitu ampas kelapa ataupun bungkil merupakan media yang paling disukai oleh
bakteri Burkholderia gladioli. Bakteri ini sering mengkontaminasi fermentasi tempe
bongkrek karena mengahasilkan 2 toksin
yang membahayakan kesehatan manusia. Kedua toksin tersebut adalah asam bongkrek dan toksoflavin,
kedua toksin inilah yang berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan bahkan
dapat menyebabkan kematian bagi yang mengkonsumsinya.
Namun, dibalik kerugian yang dihasilkan
bakteri ini juga memiliki manfaat yang sangat besar dalam menjaga lingkungan. Bakteri
ini dapat dijadikan sebagai bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan dengan
memanfaatkan toksin yang dihasilkan bakteri ini sebagai bioinsektisida. Bioinsektisida
adalah pestisida berbahan alami tanpa menggunakan zat-zat kimia berbahaya yang
dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.
bioinsektisida digunakan sebagai racun pada tanaman yang terkena hama serangga.
Pembuatan bioinsektisida ini dengan cara
memanfaatkan toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini, dari toksin ini
menghasilkan enzim yang memecah minyak kelapa yang mengasilkan lemak dan
gliserol. Asam lemak yang dihasilkan akan mengalami pemecahan dan membentuk
asam bongkrek dan toksoflavin yang akan menghambat rantai respirasi pada
mitokondria belalang sehingga adenosine triposphate terganggu yang
mengakibatkan energi sel tidak terbentuk dan sel jaringan tubuh rusak hingga
menyebabkan kematian pada serangga.
Keuntungan menggunakan biopestisida
diantaranya, menjaga kesehatan tanah dan mempertahankan hidupnya dengan
meningkatkan bahan organik tanah, biopestisida tidak terlalu beracun seperti
pestisida kimia sehingga aman untuk lingkungan, pestisida mikroba mengandalkan
senyawa biokimia potensial yang disintesis oleh mikroba, hanya dibutuhkan dalam
jumlah terbatas, dan mudah membusuk sehingga dapat mengurangi pencemaran. Selain itu, mampu meningkatkan
pertumbuhan dari tanaman sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan dari
pestisida ini berpotensial untuk mendapatkan pertanian yang ramah lingkungan.
Sumber:
Setyasih, Endah. Article from Journal - ilmiah nasional.1989.
Suara
merdeka, terbitan Agustus 1998. Banyuwangi, Jawa Tengah.
Widya.
Majalah Ilmiah vol. 6 nomer 49.November 1989
Zhao et al. Phylogenetic evidence for
the transfer of Pseudomonas cocovenenans (van Damme et al. 1960) to the genus
Burkholderia as Burkholderia cocovenenans (van Damme et al. 1960) comb. nov. Int J Syst Bacteriol. 1995 Jul; 45(3):600-3.
seru sekali nih kalau baca artikel yang mengangkat kehidupan sekitar kita. intinya bakteri ini bermanfaat ya.. tergantung dari sisi mana kita melihat. jadi kita jangan memanfaatkannya untuk konsumsi, mati karena makan tempe bongkrek sama halnya mati bunuh diri minum ba*gon karena bakteri pada tempek bongkrek buat pestisida.menurut Elvira Syamsir staff pengajar Dept ilmu&teknologi pangan IPB Asam bongkrek adalah toksin pernapasan yang lebih berbahaya daripada sianida. jadi yg gemar menyantap tempe ini berpikir 2x deh.
BalasHapushttp://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/racun.di.meja.makan/004/002/164
BalasHapusartikelnya bagus eka .. baca di http://www.femina.co.id/kuliner/info.kuliner/racun.di.meja.makan/004/002/164 ternyata bakteri ini menyukai medium yang banyak mengandung asam lemak dan dikenal berbahaya karena dapat mengontaminasi tempe bongkrek dan menghasilkan asam bongkrek dan toksoflavin.
BalasHapussetuju dengan lala, tegantung dari sisi mana kita melihatnya. Saya setuju dengan artikel ini, artikel ini dapat memberi tau masyarakat bahwa tempe bongkrek itu tidak bolehn dimakan , karena akan menyebabkan kematian.melainkan di gunakan untuk bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan dengan memanfaatkan toksin yang dihasilkan bakteri ini sebagai bioinsektisida.
BalasHapusmaaf saudari eka banyuwangi itu Jawa Timur bukan jawa tengah :) artikel saudari eka bagus dan menarik. oia saya ingin menambhakan saja tentang gejala keracunan yang diakibatkan oleh bakteri Burkholderia gladioli Gejala klinis pada kasus keracunan bakteri ini adalah mual (87,88%), muntah (81,82%), pusing (48,48%) kemudian dapat mengakibatkan kematian. Walaupun demikian, penyakit ini bukanlah wabah dan tidak menular antar manusia. itu saja yang saya tambahin, terimakasih eka semoga eka jadi guru sukses dan sholehah amiin :)
BalasHapussetelah dhani baca artikel eke, ngeri juga ya bakteri ini. dampak negatifnya menyebabkan kematian pada manusia apabila . Padahal Indonesia itu kan pengkonsumsi makanan tradisional seperti tempe itu yang murah meriah :D. Gimana lagi dong cara alternatif untuk menggantikan bakteri tersebut sebagai bahan pembuat tempe? walaupun pada dasarnya pembuat tempe itu juga berasal dari jamur . Apa ada jenis bakteri lainnya yang bisa lebih aman digunakan untuk bahan pangan ? khusunya si pembuat tempe itu hehe makasih eka ;)
BalasHapusAlhamdulillah ilmu saya bertambah lagi tapi artikel ini memicu rasa penasaran saya mengenai "enzim yang memecah minyak kelapa" enzim apa ya namanya kira-kira? berarti bakteri ini jmerupakan bakteri Pembuatan bioinsektisida yang memanfaatkan toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini, dari toksin ini menghasilkan enzim yang memecah minyak kelapa yang mengasilkan lemak dan gliserol. saya benar-benar penasaran enzim apa itu namanya hehehehe tapi sejauh ini artikel eka memberikan manfaat yang banyak bagi ilmu pengetahuan saya, terimakasih eka :)
BalasHapusPertama baca artikel ini saya sempet kesel sama bakteri ini. JAHAT banget sampai bisa membunuh banyak orang! apalagi membunuhnya melalui makanan kesukaan saya -__- tapi setelah baca ke bawah-bawahnya ada juga manfaat yang baik dari bakteri ini :) Jasi kita sebagai penerus di masa depan harus hati-hati ya dalam menggunakan bakteri ini jangan sampai tuh ke campur di makanan kita lagi. karena sudah dijelaskan juga di http://id.wikipedia.org/wiki/Burkholderia_gladioli bahwa bakteri Burkholderia gladioli (atau lebih dikenal dengan nama lama Pseudomonas cocovenenans) adalah bakteri tanah yang bertanggung jawab atas keracunan pada bahan pangan, khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Bakteri ini menyukai medium yang banyak mengandung asam lemak dan dikenal berbahaya karena dapat mengontaminasi tempe bongkrek dan menghasilkan asam bongkrek dan toksoflavin. Nah jadi cuma bisa untuk tanah doang bukan untuk makanan :)
BalasHapusoooh, jadi gitu, mau nambahin nih, Burkholderia gladioli itu memiliki klasifaksi : Kingdom: Bacteria
BalasHapusPhylum: Proteobacteria
Class: Beta Proteobacteria
Order: Burkholderiales
Family: Burkholderiaceae
Genus: Burkholderia
Species: B. gladioli
Burkholderia gladioli merupakan spesies bakteri aerobic gram negatif berbentuk basil...dia juga bersimbiosis dengan tumbuhan, jamur , juga bisa ditemukan di air, tanah, rizom dan beberapa hewan, nah, yang bikin beracun itu namanya (kata sumber) asam bongkrek (bongkrek acid) yang bercaun bagi saluran pernapasan...
http://www.gbif.org/species/106761587
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10435074
waah nambah pengetahuan lagi tentang manfaat dibalik kerugian yang ditimbulkan bakteri. good eka :))
BalasHapussubhanallah...ternyata bakteri ini juga ada manfaatnya setuju semuanya dengan kawan kawan..
BalasHapuswish u luck
Salah paham yang terjadi di masyarakat bisa hilang dengan sharing education seperti ini. Nah thanks ya ekaa
BalasHapusArtikelnya bagus sekali ka, jadi penasaran tempe yg sering saya makan itu bisa beracun juga gak yah kaya tempe bongkrek?? oiya manfaat dari bakteri ini bagus bgt buat pestisida yang ramah lingkungan, Subhanallah :)
BalasHapuseka infonya bagus untuk disebarkan ke masyarakat yang belum paham mengapa tempe bongkrek dapat beracun termasuk saya heheh setelah membaca artikel ini jadi biarkan saja bakteri ini digunakan sebagai bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan namun untuk dikonsumsi harus dikurangi bahkan dihilangkan konsumsi tempe bongkreknyaaa,, dampak negatifnya serem hihi
BalasHapusAssalamualaikum.. wah, infonya sangat bermanfaat eka. namun saya masih bingung dengan cara pemanfaatan insektisida alami ini ? bagaimana mekanismenya ? dan kira-kira tanaman apa saja yang bisa menggunakan insektisida ini ? terimakasih
BalasHapusassalamualaikum infonya bagus banget ka jadi nambah pengetahuan kita, oh ya jadi dri mna kita mengetahui klau ampas klapaa itu udah terkontaminasi dengan bakteri tersebut ...
BalasHapusSubhanallah, berarti dibalik kerugiannya itu tersimpan keuntungan yg cukup bermanfaat ya dari bakteri ini ya. Terimakasih informasinya eka :)
BalasHapusDari judulnya aja udh bikin ngeri2 penasaran eka hehe
BalasHapusKalo boleh diberi info dong mba bagaimana mekanisme pmbuatan bioinsektisida dengan cara memanfaatkan toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini..
penasaran, thank you ^^
artikelnyaa menggugah fenomena banget hehe, ada kelebihan dan kekurangan emang semuanya yah tapi ulan mau kasih info ni saudara dari bakteri ini yaitu si Pseudomonas denitrificans juga bermanfaat dalam metabolisme asam amina serta biosintesis protein asam nukleat..
BalasHapusKalau dilihat dari perannya sebagai bioinsektisida, berarti bisa dibilang hampir sama dengan peran Bacillus Thuringiensis ya. Tapi mungkin berbeda mekanismenya.
BalasHapusYang saya kurang mengerti disini adalah pernyataan bahwa,
"toksin ini menghasilkan enzim yang memecah minyak kelapa yang mengasilkan lemak dan gliserol. Asam lemak yang dihasilkan akan mengalami pemecahan dan membentuk asam bongkrek dan toksoflavin yang akan menghambat rantai respirasi pada mitokondria belalang"
Jadi apakah penggunaan bioinsektisida ini harus disertai bahan baku berupa minyak kelapa? Dan apakah hanya bekerja pada belalang saja? Mungkin bisa ditambahkan mekanismenya agar lebih jelas. hehe. thankyou ^^
*Bacillus thuringiensis
HapusAssalam mbak eka, artikel nya sangat bagus menambah informasi dan pengetahuan tentang bakteri nya. terimakasih yah mbak
BalasHapuswahhh serem juga yah sama bakteri kamu ka, senyawa-senyaawa yang terdapat dalam tempe bongkrek ini disukai oleh masyrakat banyumas juga ternyata. Tragedi paling buruk selama 5 tahun terakhir menewaskan 37 orang penduduk kecamatan lumbir, banyumas, Terjadi pada tanggal 27 februari hingga 7 maret 1988. Keracunan oleh bakteri ini dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ. Bakteri ini menjadi racun yang mematikan bila bersentuhan dengan asam lemak di dalam tubuh. Bakteri ini menyerang mitokondria, yaitu sumber energi di tingkat sel. Racun itu berdampak pada mekanisme ATP (adenosine triphosphate)-ADP (adenosine diphosphate) translocase, yakni mekanisme perubahan ATP menjadi ADP dan sebaliknya selama proses pernafasan di sel. http://sabilla-medical.blogspot.com/
BalasHapusAssalamu'alaikum eka, artikelnya menarik dan sangat menambah wawasan. Saya setuju dengan anda dan komentar kawan-kawan.
BalasHapusSaya mau menambahkan boleh yaa.. Mau tahu apa yang saya dapat ?
Menurut tulisan yang saya baca dari http://library.sunan-ampel.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-s2-1981-muhamadzai-1734&q=Natural mengatakan bahwa asam bongkrek yang dihasilkan oleh Pseudomonas cocovenenans ini mempunyai sifat antikanker.
Mulai adanya penelitian untuk mendapati kemungkinan pemanfaatan asam bongkrek bagi manusia, terutama sebagai zat antikanker.
Secara umum dapat dinyatakan bahwa asam bongkrek pada kadar akhir 10-3 M dan 10-4 M adalah bersifat inhibitor terhadap: respirasi sel, aktivitas LDH, GPT, GOT, fosfatase alkali dan fosfatase asam, baik dari otot normal, maupun otot kanker.
Perlu dicatat bahwa kerja asam bongkrek ternyata tidak spesifik terhadap enzima yang berasal dari otot kanker saja, tetapi juga dapat bekerja terhadap enzima yang berasal dari otot normal. Asam bongkrek ternyata mempunyai sifat antikanker. Hal ini terbukti dari hasil experimen in vivo dengan menggunakan mencit yang menderita kanker di kuduknya. Jika jaringan kanker tersebut secara langsung disuntik asam bongkrek dengan dosis 1 ug/g berat badan mencit yang diberikan selang sehari selama 10 hari, ternyata jaringan kanker tersebut hilang kira-kira lima hari setelah penyuntikan terakhir asam bongkrek. Hasil penelitian ini membuka kemungkinan penggunaan asam bongkrek dalam pengobatan kanker, meskipun masih perlu diteliti lebih lanjut agar didapatkan dosis dan cara pengobatan yang baik.
Terima kasih :)
Assalamualaikum..
BalasHapussetelah membaca artikel ini serta beberapa tambahan dari teman2, jadi saya dapat menyimpulkan ternyata bakteri ini mempunyai banyak manfaat ya disamping kerugiannya.. bagus artikelnya menambah pengetahuan bagi para pembacanya :)
Thanks (y)
Terimakasih Eka dan teman-teman yang telah berkomentar karena dapat menambah wawasan saya tentang bakteri ini. tetapi Baru-baru ini muncul sebagai patogen yang parah pada pasien dengan fibrosis kistik, menyebabkan infeksi paru berat. Meskipun masih patogen cukup jarang, kehadirannya dikaitkan dengan prognosis buruk. Hal ini juga menjajah saluran pernapasan pasien dengan penyakit granulomatosa. Pada pasien transplantasi paru-paru, infeksi bisa berakibat fatal karena pasien telah mengembangkan bakteremia dan infeksi luka steril sebagai hasilnya.
BalasHapushttp://en.wikipedia.org/wiki/Burkholderia_gladioli
Assalamualaikum setelah saya membaca artikel ini , pertma saya heran mengapa bakteri Burkholderia gladioli sangat merugikan! ternyata stelah sya melihat kalimat " Bakteri ini dapat dijadikan sebagai bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan dengan memanfaatkan toksin yang dihasilkan bakteri ini sebagai bioinsektisida. Bioinsektisida adalah pestisida berbahan alami tanpa menggunakan zat-zat kimia berbahaya yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia. bioinsektisida digunakan sebagai racun pada tanaman yang terkena hama serangga." saya jadi tahu manfaat bakteri ini dan ini bisa di jadikan wawasan dalam mengenal bakteri jangan di lihat dari negatifnya saja melainkan juga positifnya :)
BalasHapusmba eka tadi saya agak ngeri pas baca bahaya untuk makan tempe bongkrek, trus saya cari" info tentang bakteri itu didalam tempe pas saya ketemu eh ternyata bener yah bakteri itu berbahaya dan untuk temen" ini ada info kok bisa sih tempe bongkrek gak boleh dimakan ? ini saya ketemu artikelnya http://www.eresep.com/63/tips-dan-artikel/tempe-bongkrek-bahaya-untuk-dikonsumsi.html
BalasHapusBakteri Burkholderia gladioli (Pseudomonas cocovenenans) bakteri berdampak positif dan juga bisa berdampak negatif.. :)
BalasHapusSetelah saya membaca si "PENYEBAB KEMATIAN YANG MENJAGA LINGKUNGAN" ini, saya dapat menyimpulkan berbahaya jika dikonsumsi pada makanan tempe bongkrek, karena pembuatan dan pengolahannya menggunakan ampas kelapa, yang dimana ampas kelapa ini merupakan flora yang paling disukai Bakteri Burkholderia gladioli (Pseudomonas cocovenenans). Dan menguntungkan bila tidak dikonsumsi, yakni dijadikan sebagai bioinsektisida yang tidak mencemari lingkungan dengan memanfaatkan toksin yang dihasilkan oleh bakteri ini.
Asalamualaikum eka. hehe pertama liat artikelnya buat penasaran ka, bagus, menarik cuma kurang gambar saja biar lebih jelas :). Tapi keseluruhan oke :) . trimakasih ya eka artikelnya menambah pengetahuan saya tentang Burkholderia gladioli :) yang awalnya takut karena dapat mematikan tapi setelah baca sampai bawah ternyata ada segi positifnya juga yang tentunya menguntungkan bagi kita :)
BalasHapusartikelnya WOW. pengen baca terus dan terus. ternyata banyak bakteri yang bisa dijadiin pestisida ya selain Bacillus thuringiensis.
BalasHapusdikatakan bakteri ini menghasilkan toksin yg memecah miyak kelapa yang menghasilkan lemak dan gliserol. nah berarti kalo mau bikin bioinsektisida ini perlu bukun munyak kelapa dulu? atau beli? apa tidak mahal? atau mungkin pemahaman saya kurang tepat. mohon bantuanya...