Ayam Transgenik Penghasil Antibiotik Tetrasiklin
Berbicara mengenai antibiotic tentu tidak asing lagi bagi kalangan masyarakat saat ini, mengingat saat ini untuk mendapatkan antibiotic sudah sangat mudah bahkan tanpa menggunakan resep dokter pun masyarakat dapat membelinya di apotek atau bahkan warung-warung sekitar. Jika membas antibiotic pasti yang terbersit dibenak kita adalah jenis antibiotic penisilin karena jenis antibiotic penisilin merupakan antibiotic yang diproduksi secara komersil dan dipasarkan secara meluas. namun jika berbicara antibiotic bukan hanya penisilin tetapi ada pula jenis antibiotic lain yaitu tetrasiklin.
Pada awalnya Tetrasiklin ditemukan oleh Lloyd Conover dan dipatenkan pada tahun 1955. Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Penemuan tentrasiklin ini merupakan penemuan yang sangat penting dan memberi harapan bagi penyembuhan beberapa penyakit. Namun tetrasiklin yang dihasilkan oleh mikroba Streptomyces aureofaciens ini masih memiliki kekurangan yaitu tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya serta hanya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi antibiotika Tetrasiklin.
Oleh karena itu, diadakan penilitian lebih lanjut untuk menghasilkan antibiotic tetrasiklin dalam jumlah banyak dan bersifat lebih stabil. Bermula dari pengembangan bioreactor sehingga ditemukan terobosan baru sebagai pengganti mikroba Streptomyces aureofaciens sebagai penghasil tetrasiklin dengan ayam transgenic penghasil antibiotic tetrasiklin yang mampu menghasilkan biofarmasi dalam kualitas dan kuantitas yang besar, yang diperlukan dalam dunia medis untuk men-treatment pasien, dan diharapkan dalam terobosan ini dapat menghasilkan antibiotic tetrasiklin dalam jumlah lebih banyak serta lebih hemat dalam pembuatannya.
Dalam penelitian ini digunakan retrovirus sebagai vektornya. Dimana retrovirus didesain untuk membawa materi genetik berupa GFP (Green Flourescent Protein) dan rtTA (reverse tetracycline-controlled transactivator) dibawah pengontrolan tetracycline-inducible promoter dan PGK (Phosphoglycerate Kinase) promoter. Setelah itu, ayam transgenik dihasilkan yang mana pada bagian telur ditemukan doxycycline yang merupakan derivat dari tetrasiklin serta tidak ditemukan adanya disfungsi fisiologis secara signifikan dari telur tersebut (Kwon, 2011).
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh kuman gram positif maupun gram negatif, terutama pada penyakit saluran pernafasan, perkencingan, leptospirosis (penyakit manusia dan hewan dari kuman dan disebabkan kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan yang terkena), dan panleukopenia (penyakit yang menyebabkan jumlah sel darah putih kucing menurun dengan drastis).
Sumber :
www.academia.edu
www.generasibiologi.com
www.ijppsjournal.com
www.itd.unair.ac.id
www.perpusffup.or.id
www.repository.ipb.ac.id
www.repository.unhas.ac.id